Sabtu, 02 November 2013

:: 17 TAHUN; UNTUKMU, DEK!! ::


Happy birthday to you…Happy birthday to you…Happy birthday…Happy birthday…Happy birthday to you…
***
17 tahun…
Sebuah kue ulang tahun warna coklat dengan dua buah lilin kombinasi warna merah putih membentuk angka 1 dan 7 ditiup sambil diiringi tepuk tangan meriah dari keluarga dan sahabat- sahabat. Senang, bahagia dan gembira rasanya. Sudah mulai menginjak dewasa (katanya). Berbagai acara dan model aktifitas mewarnai dunia remajamu yang menginjak 17 tahun. Sweet seventeen kalau kata orang- orang.

17 tahun…
“Sudah bisa punya KTP”, “Sudah bisa bebas kemana- mana”, “Sudah bisa ikut nyoblos”, “Sudah punya kebebasan mau ngapa- ngapain”, “Sudah dianggap dewasa”, “Sudah bisa punya SIM” dan lain- lain. Gitu ya Sweet seventeen itu, dek?

17 tahun…
Berbagai kejutan dari orang terdekat kau dapat. Mulai dari disiram pake tepung, dilempar pake telur, diceburin ke kolam, sampai dibawain kue tiba- tiba, atau ada juga yang “nembak”. Pokoknya ngerasa ada yang wah dan beda aja kalau dibandingin dengan tahun- tahun sebelumnya, ISTIMEWA. Gitu ya momen sweet seventeen itu, dek?

17 tahun…
Saat harus miris mendengar bahwa mereka mencap dirimu sebagai ABG ALAY, ABABIL (ABG Labil), saat miris melihatmu yang tidak lulus Ujian Nasional dan memilih untuk bunuh diri, saat harus sakit melihatmu berjalan genggaman tangan dan berpelukan di pinggir jalan dengan dia yang kau sebut pacar, saat harus teriris hati ini membaca berita bahwa kau adalah mucikari kecil, saat harus perih melihatmu putus sekolah karena harus menikah tanpa cita- cita karena tak sengaja ada makhluk kecil dalam rahimmu, saat harus menangis mengetahui bahwa kau harus saling bacok dengan sesama sahabatmu yang beda sekolah dalam agenda tawuran, saat harus perih melihatmu harus masuk lembaga rehabilitasi karena obat- obatan tak bermanfaat yang membuatmu ketagihan tidak jelas.

17 tahun…
Se-sweet apa 17 tahun itu, dek? Sampai orang tuamu harus membuat acara yang Wah untukmu dan merogoh kocek yang cukup besar, sampai mengalahkan perayaan walimahan mulia dari pernikahan kakak- kakakmu, sampai mengalahkan juga harga sebuah pohon singkong yang dicuri oleh seorang nenek yang ingin makan karena lapar sampai akhirnya ditindak dipengadilan karena itu… (teringat anak seorang Pengacara ternama, Hotman Paris, dia mendapat hadiah sebuah mobil seharga MILIARAN rupiah di momen 17 tahunnya)

Seistimewa apakah sweet seventeen itu, dek? Sampai rela sahabat- sahabatmu menyiapkan kejutan istimewa tak terlupakan untuk momen 17 tahunmu…

Mengapa harus “17 tahun” kau rayakan itu, dek? Apakah di umur segitu  kau sudah menemukan esensi dan arti hidupmu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang punya tugas untuk menyembah dan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini?

Sesuatu yang beda apa yang kau rasakan, dek? Sampai momen 17 tahun itu harus menjadi sesuatu yang tak terlupakan dalam hidupmu sehingga harus dibuat beda untuk merayakannya…

Dewasa dari sisi mananya yang kau alami, dek? Apakah ada yang berubah dari hidupmu sehingga kau bisa bijak mengambil keputusan dalam setiap permasalahan yang kau temui?... semoga!!!

17 tahun…
Sudahkah kau menjadi Zubair bin Awwam? Pedang umat Islam yang saat umur 15 tahun sudah ikut berjihad bersama Rasulullah mengangkat pedang dan rela syahid demi Allah dan demi membela agama ini?

Sudahkah kau menjadi Ali bin Abi thalib? Seorang pemuda yang cerdas dan alim sehingga termasuk dalam golongan sahabat Rasulullah?

Sudahkah kau menjadi Muhammad Fathi Farhat, seorang syahid yang sebelum berangkat pergi berperang meminta izin dan restu kepada ibunya dan meninggalkan sebuah surat agar ibunya tak sedih jikalau dia menemui syahidnya?

Sudahkah kau menjadi, Goesdi Ghozali, seorang pemuda yang resah dengan perpecahan di lingkungan pelajar sekitarnya yang memisahkan pelajar Islam di sekolah umum didikan penjajah dengan pelajar Islam lingkungan pesantren yang dididik oleh para ulama, hingga membuatnya larut dalam tahajjud malamnya untuk berpikir keras membangun suatu pergerakan pelajar Islam pada tahun 1947 silam. Hingga berkumpul dan melebur menjadi satu semua organisasi kepelajaran dan kepemudaan pada tanggal  4 Mei 1947 dalam wadah PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII)?

Sudahkah kau menjadi pemuda muslim yang rela berhadapan dengan PKI dan penjajah untuk mengusir mereka dari tanah tercinta kita, Indonesia? Mereka sampai harus rela diserang dengan senjata tajam dan mati berkucuran darah karena dibacok setelah sholat subuh saat kegiatan pembinaan mental di Kanigoro beberapa tahun silam. Sehingga momen itu terkenal dengan nama KANIGORO AFFAIR.

Sudahkah kau menjadi 1 dari 10 pemuda impian yang diinginkan presiden pertama kita, Soekarno , untuk mengubah dunia dan Indonesia kita?

Sudahkah kau punya karya yang bisa mengubah dunia?

Sudahkah kau membahagiakan orang tua dan umat ini dengan bangga melihatmu menjadi anak yang sholeh, cinta kepada Allah, Rasul, Kitab serta berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, pantang menyerah membela agama ini?

Sudahkah kau membahagiakan orang tua dan gurumu dengan memiliki akhlak yang mulia, yang menjadi contoh teladan untuk teman- teman seumuranmu, punya prestasi di sekolah dan sangat mencintai ilmu sehingga tidak ada kata “BOLOS SEKOLAH” atau “TIDAK MENGERJAKAN PR” dalam kamus hidupmu?

Sudahkah kau mampu bijak menghadapi segala persoalan dan godaan dunia ini? Godaan dunia yang mencuri segala bibit kemuliaanmu sebagai hamba Allah yang beriman kepada-Nya. Godaan yang membuatmu rela duduk berdua di pojok remang- remang kegelapan malam dengan pacarmu karena cinta semu yang kau rasakan, godaan yang membuatmu harus menjadi “pengusaha” obat-obatan tak bermanfaat itu, godaan untuk larut dalam dunia hura- hura dan konsumerisme tanpa batas, godaan yang membuatmu harus heran dan menganggap aneh mengapa jomblo sebelum nikah itu lebih baik, godaan yang membuatmu harus berani mengangkat pisau, pedang untuk saling bacok bukan untuk membela agama, tapi untuk harga diri sekolah dan gengmu.

17 tahun…
Entah apa yang kau alami di usia itu, dek. Tapi ingatlah, 17 tahun bukan segalanya jika tidak ada perubahan luar biasa dalam kehidupanmu dalam kacamata agama, keluarga, lingkungan dan ummat ini. Jangan sia- siakan umur luar biasamu karena kau bisa menjadi lebih luar biasa saat kau mau berpikir siapa dirimu di usia 17 tahunmu. Tetap semangat untuk menjadi pemuda harapan agama, keluarga, masyarakat, lingkungan dan bangsa ini. Do’a orang tuamu, kakak- kakakmu, keluarga, sahabat, teman dan umat ini semoga  selalu menyertai jejak langkahmu hari ini, esok hari dan selamanya. Jadilah remaja kebanggaan Allah, Rasul, Agama, Negara, Keluarga dan sahabat- sahabatmu. Mereka semua mencintaimu… Teruslah berkarya wahai para 17 tahuners…. ^_^...Pemuda pemudi Indonesia, Generasi harapan ummat, SEMANGAT!!!


Dari diriku yang juga tak sempurna tapi menyayangimu wahai adik- adik 17 tahuners yang luar biasa…

***

Tak kuasa diri ini…
Jalani hidup penuh godaan…
Tapi waktu terus berganti…
Hadapi selalu harap ridho- Nya…
Oh adikku…
Janganlah kau ragu…
Berkarya dengan citamu…
Tuk jadi generasi harapan…
Kini kamu…
Telah dewasa…
Tuk hadapi problema yang ada…
Kini kamu…
Telah dewasa…
Tuk hadapi cobaan di dunia…

(Justice Voice- Kini Kau Telah Dewasa) 


-9-
*terinspirasi saat diskusi ringan bersama seorang sahabat di sebuah tempat makan yang ternyata disitu sedang ada sekelompok remaja tengah merayakan ulang tahun ke 17nya*

Weekend di RFC Bima, 27 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar